Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak
baik atau biasa dikenal dengan buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang
banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
Penilaian terhadap suatu perbuatan yang baik dan buruk disebabkan adanya
perbedaan tolak ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut. Berikut akan
dibahas beberapa pandangan penilaian baik dan buruk manusia menurut ajarannya.
Penilaiaan
menurut ajaran agama
Menurut berryhs paham perbuatan baik menurut agama adalah
perbuatan yang sesuai kehendak Tuhan dan perbuatan buruk adalah perbuatan yang
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Menurut Indonesia blogspot dalam agama islam yang menentukan
baik dan buruk perbuatan pertama kali adalah Nash. Yaitu al-Qur'an (yang berisi
hukum dan ketentuan Allah) dan al hadist (perkataan, perbuatan nabi) kemudian
akal dan niat seseorang dalam melakukannya.
Penilaiaan
menurut ajaran adat kebiasaan
Menurut Indonesia blogspot adat kebiasaan adalah suatu perbuatan
baik bagi mereka yang menjaga dan melaksanakannya, dan dipandang buruk bagi
mereka yang mengindahkan atau melanggarnya.
Menurut aqilalhilmy adat kebiasaan masing-masing masyarakat
tertentu memiliki suatu batasan-batasan tersendiri tentang hal-hal yang harus
diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat
satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik
dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang
mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan
mereka.
Penilaiaan
menurut ajaran kebahagiaan (hedonisme)
Menurut amutiara yang pertanyaan yang menjadi ukuran baik atau
buruk dalam kebahagiaan (hedonisme) adalah ”apakah sesuai dengan keadaan alam”,
apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang
buruk.
Menurut aliran hedonisme yang ada pada makalah ilmiah,
berpendapat bahwa kebahagiaan merupakan norma baik dan buruk. Sesuatu itu
dipandang baik jika mendatangkan kebahagiaan dan perbuatan itu buruk jika
mendatangkan penderitaan.
Penilaiaan
menurut ajaran bisikan hati (intuisi)
Menurut aliran intuisi yang ada pada makalah ilmiah berpendapat
bahwa setiap manusia memiliki kekuatan batin sebagai suatu instrument yang
dapat membedakan baik atau buruknya suatu perbuatan. Intuisi ini semacam ilham
yang memberi tahu nilai perbuatan itu lalu menetapkan hukum baik buruknya
sebagaimana kita diberi mata dan telinga, dengan sekilas melihat dapat
menetapkan putih atau hitamnnya sesuatu, dengan hanya mendengar sekilas kita
dapat menyatakan suara itu merdu atau tidak.
Menurut warta warga gunadarma Bisikan hati adalah kekuatan batin
yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa
terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu”. Faham ini
merupakan bantahan terhadap faham hedonism, tujuan utama dari aliran ini adalah
keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai kebaikan
budi pekerti.
Penilaiaan
menurut ajaran evolusi
Menurut Alexander dalam warta warga gunadarma nilai moral harus
selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di
alam mini dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang dikatakan dengan baik,
dan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan perjuangan antar nilai)
dipandang sebagai buruk.
Menurut aqilalhilmy pada evolusi alam menyaring segala yang
maujud (ada), berdasarkan ciri-ciri hukum alam yang terus berkembang yang
dipergunakan untuk menentukan baik dan buruk.
Penilaiaan
menurut ajaran utilitarisme
Menurut novan baik buruk dalam utilitarisme ditentukan
berdasarkan utility atau daya guna. Pandangan ini terlalu ekstrem
diinterpretasikan dalam masa sekarang dan berkembang menjadai pandagan
materialistic.
Menurut kumpulan tugas makalah ekonomi aliran ini memberikan
suatu norma bahwa baik buruknya suatu tindakan oleh akibat perbuatan itu
sendiri. Tingkah laku yang baik adalah yang menghasilkan akibat-akibat baik
sebanyak mungkin dibandingkan dengan akibat-akibat terburuknya. Setiap tindakan
manusia harus selalu dipikirkan, apa akibat dari tindakannya tersebut bagi
dirinya maupun orang lain dan masyarakat. Utilitarisme mempunyai tanggung jawab
kepada orang yang melakukan suatu tindakan, apakah tindakan tersebut baik atau
buruk.
Penilaiaan
menurut ajaran eudaemonisme
Menurut mudhofir pada distrodocs dalam etika Jawa terdapat
aliran yang mengandung nilai eudaemonisme theologies. Eudaemonisme
berasal dari bahasa Yunani eudaemoni, artinya kebahagiaan. Eudaemonism
adalah teori dalam etika yang menyatakan bahwa suatu tujuan manusia adalah
kesejahteraan pribadi atau kebahagiaan. Selanjutnya aliran theology
menyatakan bahwa suatu tindakan
disebut bermoral jika tindakan itu sesuai dengan
perintah Tuhan. Sedangkan tindakan buruk yaitu tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan.
Menurut Indonesia blogspot semua orang ingin mencapai tujuan
tertinggi dan itu adalah kebahgiaan, dan dapat dicapai dengan menjlankan
fungsinya dengn baik disertai dengan keutamaan, yaitu keutaman intelektual
(kebernian dan kemurahan hati).
Penilaiaan
menurut ajaran pragmatisme
Menurut amutiara aliran ini menititkberatkan pada hal-hal yang
berguna dari diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Yang
menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu penganut faham ini
tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran bersifat abstrak dan tidak
akan diperoleh dalam dunia empiris.
Menurut edukasi kompasiana pragmatisme yang dianggap benar
adalah yang berguna dan yang buruk adalah tidak berguna. Pragmatisme adalah
tradisi dalam pemikiran filsafat yang berhadapan dengan idealisme dan realisme.
Kebenaran diartikan berdasarkan teori kebenaran pragmatisme.
Penilaiaan
menurut ajaran positivisme
Penilaian aliran positivisme yang diperoleh dari uin malang
adalah hubungan antara moral secara tegas harus
dipisahkan, jadi dari hal yang berkaitan dengan keadilan dan tidak didasarkan
pada pertimbangan atau penilaian baik atau buruk.
Menurut fisip uns ajaran positivisme adalah salah satu aliran
dalam filsafat (teori) hukum yang beranggapan bahwa teori hukum itu hanya
bersangkut paut dengan hukum positif saja. ilmu hukum tidak membahas apakah
hukum positif itu baik atau buruk dan tidak pula membahas soal efektivitasnya
hukum dalam masyarakat.
Penilaiaan
menurut ajaran naturalisme
Menurut aqilalhilmy yang menjadi ukuran baik dan buruknya
perbuatan manusia menurut aliran ini adalah perbuatan yang sesuai dengan fitrah
/ naluri manusia itu sendiri, baik mengenai fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran
ini berpendirian bahwa segala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu
tujuan tertentu.
Menurut amutiara Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah
:”apakah sesuai dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik,
sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan
bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta.
Penilaiaan
menurut ajaran vitalisme
Menurut berryhs paham ini menerapkan
sesuatu yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Dalam
masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan sudah
mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham vitalisme tidak akan mendapat
tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat demokratis.
Menurut amutiara aliran ini merupakan
bantahan terhadap aliran naturalisme sebab menurut faham vitalisme yang menjadi
ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang
sangat diperlukan untuk hidup).
Penilaiaan
menurut ajaran idealisme
Menurut amutiara ungkapan terkenal
dari aliran ini adalah “segala yang ada hanyalah yang tiada” sebab yang ada itu
hanyalah gambaran/perwujudan dari alam pikiran (bersifat tiruan). Sebaik apapun
tiruan tidak akan seindah aslinya (yaitu ide). Jadi yang baik itu hanya apa
yang ada di dalam ide itu sendiri.
Penilaiaan
menurut ajaran eksistensialisme
Berdasarkan data yang ada pada scribd etika eksistensialisme
berpandangan bahwa eksistensi di atas dunia selalu terkait pada
keputusan-keputusan individu. Artinya, andaikan individu tidak mengambil suatu
keputusan maka pastilah tidak ada yang terjadi. Individu sangat menentukan
terhadao sesuatu yang baik, terutama sekali bagi kepentingan dirinya. Ungkapan
dari aliran ini adalah “Truth is subjectivity” atau kebenaran terletak pada
pribadinya maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak
baik bagi pribadinya itulah yang buruk.
Menurut istayn orang eksistensialisme berpendapat bahwa salah
satu watak keberadaan manusia adalah rasa takut yang datang dari kesadaran
tentang wujudnya di dunia ini. Sebagai manusia yang mempunyai tanggung jawab
terhadap dirinya sendiri dan terhadap manusia lainnya di dunia ini, mereka
bebas menentukan, bebas memutuskan dan sendiri pula memikul akibat keputusannya
tanpa ada orang lain atau sesuatu yang bersamanya. Dari konsepnya ini timbul
pemikiran bahwa nasib manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dengan tidak
bantuan sedikit pun dari yang lain. Akibatnya, manusia selalu hidup dalam rasa
sunyi, cemas, putus asa, dan takut serta selalu dipenuhi bayangan harapan yang
tak pernah terwujud dan berakhir. Karena dasar eksistensialisme ini adalah ide
tentang keberadaan manusia, maka aliran ini tidak mementingkan gaya bahasa yang
khas yang mencerminkan aliran tertentu, melainkan menekankan kepada pandangan
pengarang terhadap kehidupan dan keberadaan manusia
Penilaiaan
menurut ajaran marxisme
Berdasarkan data pada scribd istilah “Dialectical Materialsme”
yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material
pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memegang motto
“segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh
untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik asalkan dapat
menyampaikan/menghantar kepada tujuan.
Menurut sumber marxists atas kemajuan
Marxisme, menunjukkan fakta bahwa gagasan-gagasannya disebarkan dan digenggam
kuat diantara kelas buruh, meningkat frekuensi dan intensitasnya dengan pasti
dari serangan-serangan kaum borjuis ini terhadap marxisme, yang menjadi semakin
kuat, lebih keras dan lebih berbahaya setiap kali "dihancurkan" oleh
ilmu-ilmu resmi.
Penilaiaan
menurut ajaran komunisme
Sumber yang diperoleh dari erabaru komunis
mempropagandakan bahwa manusia pasti akan menang melawan langit. Komunis
mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka
menghasut, membiarkan dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat
kekuasaannya. Komunis secara sistematik telah merusak hampir semua pengertian
umum tentang moral yang ada di alam semesta ini. Sedangkan data yang ada pada
kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu
untuk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu
adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak
manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
K E S I M P U L A N
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran agama
merupakan suatu cara pandang akan baik dan buruk yang dilakukan seseorang yang
bersumber atas ajaran kepercayaan agama yang dianut masing-masing. Agama yang
telah dianut oleh seseorang akan mengajarkan dan memberikan suatu pandangan
bahwa setiap hal yang baik merupakan hal yang dikehendaki Tuhan dan segala hal
yang buruk merupakan hal yang dilarang.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran adat kebiasaan
ialah suatu kebiasaan
seseorang dalam melakukan sesuatu hal yang baik dan buruk. Kebiasaan ini
merupakan suatu paham yang telah dianut sebelumnya oleh nenek moyang mereka
yang biasanya dianggap sebagai patokan mereka untuk menentukan sesuatu hal baik
atau buruk.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran kebahagiaan
merupakan suatu cara pandang baik dan
buruk menurut pribadi masing-masing individu. Suatu hal dapat dikategorikan
baik jika seseorang tersebut merasa bahagia dan suatu hal dikatakan buruk jika
seseorang tersebut merasa menderita.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran bisikan hati (intuisi) ialah suatu hal dapat dikategorikan menjadi baik atau buruk
berdasarkan atas hati nurani dari seseorang tersebut. Pada setiap hati nurani
manusia biasanya akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan hal yang baik
dan buruk mengikuti bisikan hati (intuisi).
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran evolusi merupakan suatu penentuan akan hal yang dilakukan tersebut baik
atau buruk berdasarkan perubahan zaman yang ada. Semakin zaman menjadi maju,
semakin pula bertambah penentuan akan baik dan buruk suatu tindakan.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran utilitarisme merupakan suatu paham akan penentuan baik dan buruk yang
dilakukan manusia berdasarkan apa yang akan diperoleh nantinya dimasa
depan. Suatu hal yang baik akan menghasilkan kehidupan yang lebih baik dan
begitu pula sebaliknya jika kita melakukan hal yang buruk mendapatkan kehidupan
yang terpuruk.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran eudaemonisme ialah suatu paham akan baik dan buruk suatu hal yang
berdasarkan atas kehendak tuhan sehingga apabila melakukan baik akan memperoleh
kebahagiaan dan jika melakuan hal yang buruk akan memperoleh keterpurukan dalam
hidup.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran pragmatisme merupakan suatu pandangan baik dan buruk suatu hal berdasarkan
ajaran yang telah diterapkan oleh kaum pragmatisme bahwa kebaikan itu bersifat
abstrak dan keburukan itu tidak berguna untuk dilakukan.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran positivisme merupakan suatu paham yang berkesimpulan bahwa baik buruknya
suatu tindakan yang dilakukan manusia berdasarkan atas keadilan yang telah
ditetakan.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran naturalisme merupakan suatu cara pandang akan baik dan buruk yang dilakukan
berdasarkan prinsip kehidupan dan perkembangan akan kehidupan dari
masing-masing manusia. Semakin berkembangnya kehidupan semakin komplekslah
permasalahan baik dan buruk suatu prilaku.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran vitalisme ialah suatu cara pandang manusia yang beranggapan bahwa baik
dan buruknya suatu hal yang dilakukan itu berdasarkan atas kehidupan langsung
dari si manusia yang menjalaninya.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran idealisme merupakan suatu cara pandang manusia menilai suatu hal tersebut
baik atau buruk berdasarkan atas ide tau pikiran mereka masing-masing dalam
menjalaninya.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran eksistensialisme ialah suatu cara pandang manusia
untuk menentukan baik atau buruknya suatu hal yang dilakukan berdasarkan
keputusan yang telah dipilih. Keputusan yang dipilih merupakan suatu hal yang
telah difikirkan sebelumnya, jadi manusia dapat mengetahui dampak akibat yang
nantinya akan diperoleh.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran marxisme merupakan suatu cara pandang manusia yang menentukan baik dan
buruknya suatu hal berdasarkan tujuan apa yang ingin diambil nantinya.
Penilaian
baik dan buruk menurut pandangan ajaran komunisme ialah suatu cara pandang manusia untuk menentukan baik dan
buruknya suatu hal berdasarkan keadilan yang harus merata dan tidak
mementingkan kaum atas.
S U M B E R :